Minggu, 30 September 2012

Kau Yang Disana

KAU YANG DISANA

Maaf untuk kata cinta yang keluar
Maaf untuk kasih yang ku berikan
Tak layak kita dalam berperan
Dalam hubungan tanpa ridhoNya

Simpanlah cinta dalam hati
Hadirkanlah cinta atas dasar Ilahi
Ku ingin cinta yang suci
Cinta yang berlandaskan pada Ilahi

Indah akan hadir
Bahagia akan datang
Ketika hati mampu bersabar
Dari godaan cinta yang haram

Aku memang ingin cintamu
Namun ku takut akan ketentuanNya
Yang tak mengizinkan kita bersama
Dalam bingkai cinta yang haram

Terima kasih ya Allah
Yang selalu memberikan rahmatNya pada hambaNya
Yang selalu memberikan petunjuk
Meski selalu kekecewaan yang di terima

Terima kasih untukmu
Yang sudah mau mengerti
Yang sudah mau memahami
Mari kita jaga cinta yang suci
Hingga tiba waktu yang di nanti

Untukmu yang disana,"aku memang menyayangimu tapi ku sadar kita salah, ku tahu bukan ini yang terbaik,maafkanlah aku yang telah mengungkapkan cinta, maafkanlah aku yang telah mengumbar kata mesra,jangan jauh dariku ya, mari kita berteman dalam jalan Allah, saling mendo'akan dan mengingatkan, jikalau memang kita jodoh pasti kita akan di persatukan olehNya,Dia lah yang Maha Mengetahui."

Indahnya bila di cinta

Indahnya bila di cinta


 Indahnya bila di cinta
Hati bergetar bahagia
Ketika cinta menyapa relung jiwa
Tawa indah menjadi pelipur lara

Engkau yang ku harap
Engkau yang ku nanti
Bukan cinta haram
Namun cinta halal

Hari demi hari akan sejuk
Bila cinta di sisi
Penuh pengertian
Dan perhatian

Aku ingin memilikimu
Sungguh ingin bersamamu
Namun ku tak ingin memilikimu
Tak ingin membuat sakit hatimu

Ku tahu ku akan pergi
Meninggalkan semua yang ku miliki
Meninggalkan dirimu yang ku cintai
Meninggalkan dirimu yang ku kasihi

Ketika aku pergi meninggalkanmu
Meninggalkan cintamu
Ku tak ingin kau bersedih
Ku tak ingin kau menangis

Tegarlah cinta
Landaskanlah cintamu padaNya
Aku kan berada di sisiNya
Dan menantimu di surgaNya

Rindulah padaNya
Dan kau kan bertemu denganku
Dan bersama denganku
Dalam kehidupan indah yang abadi

Tersenyumlah cinta
Kenanglah aku dalam hati
Namun janganlah kau jadikan aku
Jadikan aku sebagai tetesan air mata

Aku ingin jadi senyummu
Aku ingin jadi bagian hatimu
Bukan ingin jadi sedihmu
Bukan ingin jadi air matamu

Persembahkanlah air mata itu untukNya
UntukNya yang abadi dan takkan mati
Air mata penyesalan
Terhadap diri yang hina
Dan penuh dengan dosa

Ya Habibie Ana Ukhibukki Ilaika Fillah ^.^

SHALAT !!!


Shalat

Ini berawal dari pertanyaan saya pada orang yang shalatnya begitu cepat (hanya bertanya dalam hati),” Koq bisa shalat secepat itu ya? Baca apa ya?”. Hari pun terus berlalu hingga saya terus menemukan kejanggalan atau keanehan yang ada pada orang ketika shalat:
  1. Shalat cepat, Inilah yang masih saya pertanyakan,” Gimana bisa cepat ya?”
  2. Maju kedepan ketika shaf kosong (Dalam keadaan shalat berjama’ah telah selesai), kosongnya karena jama’ahnya sudah pulang
  3. Mundur hingga seperti membentuk letter “L”
  4. Menghalangi anak kecil yang lewat didepan ketika dalam keadaan shalat ( Memang ada hadits yang menjelaskan tentang hal ini malah lebih kejam yaitu diperintahkan dibunuh), loh… tapi kan ini anak kecil yang belum tahu apa – apa
  5. Mematikan handphone saat sedang shalat
Ke 5 hal itu pernah saya jumpai dan masih menjadi pertanyaan saya.
Tidak cukup dengan hal itu, saya menjumpai lagi ibadah secara cepat, yaitu wirid setelah shalat. Karena begitu cepatnya  saya tidak pernah ikut wirid berjama’ah sebab saya tak mampu menandingi kecepatannya dan telinga saya pun tak dapat mendengar jelas beberapa kalimat wirid yang di ucapkan.

Atas kejadian – kejadian itu saya bertanya dalam hati,” Kalau ibadahnya cepat kaya gitu, koq terlihat seperti malas bertemu dengan Allah ya?”. Mari kita misalkan kejadian ini kedalam hal yang lain.

“ Misalkan kita di jadikan panitia dalam sebuah acara dan dalam susunan panitia ada seseorang yang kita benci. Ketika di adakan rapat antara panitia pasti rasanya ingin sekali rapat itu cepat selesai sebab ada dia yang kita benci, ingin sekali tidak hadir tapi kita termasuk panitia jadi mau gak mau harus hadir.”

Mungkin saja orang yang shalatnya cepat belum bisa dikatakan cinta kepada Allah dan shalat pun sebatas kewajiban saja.

Kembali lagi dengan shalat yang cepat,” Kenapa berdiri mah lama tapi ruku’ dan sujud mah cepat banget ya? Padahal kan sujud itu tempat dimana seorang hamba dekat dengan Rabbnya.”. Anehnya lagi, jika disuarakan berdirinya lebih lama dibanding dengan yang tidak disuarakan (pelan).


Bagaimana bisa menemukan sebuah kekhusyu’an jika cara shalat seperti sedang marathon?
Saya yang shalatnya normal (Gak lama dan gak cepat) saja belum pernah bisa khusyu’.

Saya pernah menguji kecepatan shalat dengan membaca Al Fatihah tanpa memperhatikan bacaannya benar atau gak dan meninggalkan bacaan – bacaan yang sunnah tapi tetap saja masih kalah.

Apa ya yang bisa menyebabkan shalat begitu cepat?

NB: Tidak pernah terbesit untuk menjelekkan orang lain, saya disini hanya ingin kita mengitropeksi diri jika memang dalam kasus ini adalah sebuah kesalahan dan kita termasuk dalam karakter yang ada pada tulisan ini.
Jika saya yang salah, saya mohon maaf.

Jangan karena kita melakukan hal yang sama dengan yang ada  dalam tulisan ini lantas kita membenarkannya, lebih baik kaji lagi lalu bebenah diri.

Cinta Itu Perlu Bukti

Untuk menutup hari ini sebelum tidur saya akan membuat sebuah catatan pendek tentang yang sering sekali saya jadikan status, hal itu adalah cinta itu perlu bukti.
Pasti kawan setuju kan? bahwa cinta memang harus dengan pembuktian.Cinta bila hanya sekedar kata itu bisa menjadi bohong, seperti apa yang dikatakan seseorang yang saya sukai sewaktu SMA," Kalo ngomong sayang doang mah semua orang juga bisa, buktiin dong."
Eits !!! Tapi saya tidak akan membahas tentang cinta yang tak halal melainkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya tapi tapi saya pun akan membandingkannya dengan cinta kepada yang tak halal.

Mari kita telusuri kisah cinta remaja metropolitan. Karena yang akan saya bahas hanya seputar pembuktian ya jadi yang saya akan bahas sebatas bukti - bukti bahwa benar memang cinta.
Pembuktian yang sungguh naas dan menyedihkan, seorang wanita rela menyerahkan kegadisannya hanya untuk sebagai bukti cintanya kepada arjunanya, mungkin itu adalah hal yang paling ekstrim jadi saya akan mecoba mengupas dari hal yang sering kita jumpai.
Kawan pasti sering kan melihat sepasang kekasih yang belum halal dengan asyik dan bangganya memeluk kekasihnya entah itu ditaman, dipantai ataupun diatas motor. Itu mungkin bisa jadi tanda atau bukti cinta dan bisa juga sebagai kebanggaan lalu berkata," ini pacar gua loh, mesra dan romantis kan gua." idih...bikin dosa koq bangga !!!

Untuk yang tidak halal tidak berhenti sampai disitu aksi pembuktiaannya, masih banyak lagi jika disebutkan tapi cukup satu contoh itu saja ya soalnya kan mau dijadiin catatn pendek, heheheKita beralih kepada pembuktian cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.Banyak dari kaum muslim mengaku," ana cinta Allah, ana cinta Rasulullah." tapi hanya sedikit darinya yang mampu membuktikan pengakuannya.

Dengan berdalih jika shalawat itu bukti cinta kepada Rasulullah itu sudah cukup untuk kita membuktikan bahwa kita memang cinta Rasulullah, hal itu masih mengganjal hati saya dan membuat saya bertanya," Jika benar begitu cinta gak perlu dengan perbuatan dong, cukup dengan ucapan saja."

Dalam sebuah acara yang di adakan hari ahad malam, acara itu di isi penuh dengan shalawatan saya mendengar percakapan 2 orang jama'ah, kira - kira begini percakapannya:

A," Besok kita berangkat jam berapa?"
B," Abis ubuh aja biar gak telat, nanti sarapannya dijalan aja."

Sekejap saya pun langsung bertanya - tanya," Besok kan hari senin, masa mereka gak puasa sih, kan puasa senin kamis itu sunnah Rasulullah, masa giliran bid'ah pada semangat melakukannya giliran yang sunnah malas melakukannya."
Tidak hanya itu banyak yang gemar shalawat tapi shalat malam jarang dilakukan ( kalo gak melakukan mah itu TERLAAA....LU), padahal kan Rasulullah sangat menyukai shalat malam bahkan dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah itu kakinya bengkak karena lamanya berdiri saat shalat malam.

MANA BUKTINYA?

Dalam buku Salim A. Fillah yang berjudul Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim disebutkan," Benarkah kita shalawat karena kita cinta kepada Rasulullah ataukah kita hanya ingin menyogok untuk medapatkan syafa'atnya."Lalu, dalam acara wisata hati, Ustadz Yusuf Mansur berkata," Jika shalawat tanpa tahajud, dhuha, sedekah itu namanya shalawat omong kosong." 

BENARKAH KITA CINTA ALLAH DAN RASULNYA????
 CINTA ITU PERLU BUKTI !!!!!