Sabtu, 25 Agustus 2012

Hati Yang Menangis


Entah harus bagaimana saya menjelaskan pribadi saya kepada orang lain karena saya pun turut heran kenapa saya begini, padahal sewaktu jauh dan tak suka dengan agama saya tidak begitu sensitif terhadap hal yang saya akan bahas ini.Berawal dari diri saya yang ingin menjadi seseorang yang mencintai islam. saya belajar dan terus belajar hingga saya menemukan sesosok ustadz yang begitu mudah dicerna pelajarannya (memang hanya sebatas di televisi).

Saya terus mengikuti pelajaran ustadz ini dan pada suatu ketika begitu kaget dan heran karena masa lalu ustadz ini suram dan jauh dari agama. Karena begitu tertarik dengan pelajarannya saya pun tak pernah ketinggalan menyaksikan acaranya, saya terus menyimak hingga saya ketemu dengan pelajaran tentang shalat di awal waktu.
Begitu tegasnya ustadz itu terhadap shalat di awal waktu hingga saya terngiang perkataannya yang begini," bohong !! jika orang mengaku kerja itu ibadah tapi shalatnya di tunda."

Setelah saya terus mengkaji ilmu yang diberikan, diri saya ini begitu sensitif terhadap waktu shalat dan saya pun begitu sensitif terhadap orang yang suka menunda shalat apalagi orang itu bisa dibilang ngerti agama.Hati ini menangis jika saya menunda shalat karena kalah oleh dunia.

Bukan hanya shalat yang saya pelajari tapi banyak hal dan hati saya terus merintih ketika melihat kejanggalan yang ada, lalu saya pun bertanya pada hati," kenapa mereka begitu santai terhadap kesalahannya sedangkan saya masih mempertanyakan, sudah benarkah apa yang saya lakukan?"

Saya akan coba urai apa yang hati saya tangisi.
1. Telah banyak saya dengar bacaan Al Quran yang jauh dari kata benar ( saya pun belum tentu benar), mulai dari adzan, iqamah dan bacaan imam.Tajwid dan Makhrajnya sering banyak terjadi kesalahan, sya jadi sa, dza jadi ja, dsb.
2. Beribadah tanpa ilmu !!! inilah salah satu yang saya terus perhatikan dikalangan umat muslim dan hal yang mengagetkan adalah saya banyak menemui tipe orang yang beribadah tanpa ilmu.
Saya betannya - tanya pada hati," Apakah ia tak pernah belajar tentang ibadah ya?"
3. Wajib takluk oleh bid'ah dan sunnah pun hanya menjadi bayangan dari membaranya bid'ah.
Yang ketiga ini kejadiannya tepat hari ini. Ketika saya sedang mengikuti acara tahlilan terdengar suara dengan kalimat," Shollu 'Alaihi.", kalimat itu dilantangkan dengan suara penuh emosi, bukan suara tanda bukti cinta kepada baginda Nabi besar Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.belum selesai disitu ketika saya sedang menantikan adzan maghrib saya menggunakan waktunya untuk shalat tahiyatul masjid, shalat saya pun di iringi dengan suara hadroh yang begitu nyaring ( ada hadroh gak ada hadroh juga shalat saya mah belum bisa khusyu'), tapi bayangkan jika yang shalat adalah orang yang bisa khusyu', entah apa yang terbayang ketika shalat. Lebih lanjut lagi ketika waktu isya tiba hadroh masih tetap nyaring hingga kalimat tauhid dalam adzan pun kalah dengan suara hadroh yang didendangkan, belum cukup dsitu ternyata eh ternyata shalat yang begitu wajib pun lepas dari kegiatannya, banyak dari mereka yang sibuk untuk menyiapkan hal yang akan dibutuhkan ketika pawai obor.
Sampai kapan saya harus menyaksikan hal ini? >_

saya tidak ada  maksud sedikitpun untuk  sombong karena memang tak ada yang bisa disombongkan saya hanya  berharap semoga dari kejadian yang  membuat hati menangis, kawan semua bisa mengambilnya sebagai bahan intropeksi diri. dan yuk....... kita pertanyakan hal ini kepada diri,"sudah benarkah?"

Maaf bila ada kata yang salah